Setelah dikabarkan mengalami masalah, satelit Palapa-D milik PT Indosat Tbk (Indosat) kini dinyatakan telah berhasil ditempatkan di posisi normal orbit transfer geostasioner atau Geostationary Transfer Orbit (GTO). Setelit itu sendiri diluncurkan pada 31 Agustus 2009, pukul 17.28 WIB waktu XiChang atau 16.28 WIB.
Geostationary Transfer Orbit merupakan orbit transfer yang ditempati suatu satelit sebelum satelit menuju ke slot orbit akhir yang dimaksud, yakni menggantikan orbit Palapa-C2 di orbit 113 derajat Bujur Timur. Palapa-C2 akan habis masa operasinya pada 2011.
“Secara bertahap, satelit akan dikontrol untuk bergerak ke Geostationary Syncronous Orbit yang diperkirakan akan sampai pada pertengahan September 2009,” kata Adita Irawati, Group Head Corporate Communications Indosat, pada keterangan pers yang VIVAnews kutip 4 September 2009.
Selanjutnya, kata Adita, akan dilakukan ‘in orbit test’ untuk semua fungsi dan parameter satelit, sebelum diserahterimakan ke Indosat, 3 Oktober 2009 mendatang.
“Dengan demikian, satelit Palapa-D dapat segera menggantikan Satelit Palapa-C2. Saat ini, Stasiun Bumi Jatiluhur juga telah dapat memantau kondisi satelit Palapa-D sudah dalam kondisi normal,” ucapnya.
Satelit Papala-D diproduksi oleh Thales Alenia Space France (TAS-F) yang ditunjuk oleh Indosat sebagai mitra pengadaan. Dengan menggunakan platform Thales Alenia Space Spacebus 4000B3, satelit Palapa-D memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan Palapa-C2, yaitu 40 transponder yang terdiri dari 24 standar C-band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-band, dengan jangkauan mencakup Indonesia, negara-negara Asean, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia.
Saat diluncurkan, satelit Palapa-D memiliki berat 4100kg dan tenaga payload sebesar 6kW.