Ternyata, Stereofoam ini amat sangat berbahaya!! Tentunya bagi kesehatan manusia dan juga lingkungan.
Kandungan yang terdapat seperti Benzen, Carsinogen, Styrene, akan berreaksi dengan cepat begitu makanan dimasukan kedalamnya. Uap panas dari makanan akan memicu reaksi kimia ini terjadi lebih cepat, Misal zat Benzen sudah bereaksi masuk kedalam tubuh lalu masuk kedalam jaringan darah lalu terakumulasi selama bertahun-tahun akan menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, anemia, dan bahkan mengurangi produksi sel darah merah.
Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styrene sesungguhnya masih tergolong keluarga plastik. Plastik pada bahan styrofoam tersusun dari polimer, yakni rantai panjang dari satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana. Benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit. Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah.
Jika makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urine maupun kotoran.
Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization, International Agency for Research on Cancer, dan EPA (Enviromental Protection Agency) telah nyata-nyata mengkategorikan styrofoam sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker)
Pada styrofoam juga ditemukan zat pengawet mayat. zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena air atau minyak panas. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik.
Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan.
Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.
Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara
Referensi :
Berbagihal.com
Kaskus.us
Jika makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urine maupun kotoran.
Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization, International Agency for Research on Cancer, dan EPA (Enviromental Protection Agency) telah nyata-nyata mengkategorikan styrofoam sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker)
Pada styrofoam juga ditemukan zat pengawet mayat. zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena air atau minyak panas. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik.
Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan.
Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.
Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara
Berbagihal.com
Kaskus.us